Assalamu'alaikum
welcome to my blog

Kamis, 12 Oktober 2017

fashion tradisional

Persoalan dasar yang menghambat kemajuan penggunaan tenun tradisional adalah keterbatasan pemakaiannya pada acara-acara tertentu saja, seperti acara adat atau keagamaan. Akibatnya, kebutuhan masyarakat akan tenun tradisional sangat kecil. Kalau pembatasan ini diubah, misalnya dengan menjadikan tenun tradisional sebagai pakaian sehari-hari, bahkan juga sebagai interior, seperti taplak meja, hiasan dinding, jok kursi, dan souvenir, sudah pasti kebutuhan masyarakat akan pakaian indah ini juga akan meningkat berkali-kali lipat. Popularitas tenun bisa didongkrak bersaing dengan batik yang sudah hampir menjadi ikon Indonesia. Langkah inilah yang sedang ditempuh oleh Departemen Perindustrian Republik Indonesia dengan berupaya memodifikasi desain tenun, sehingga layak untuk digunakan sebagai busana sehari hari. Untuk itu, Departemen Perindustrian telah berupaya agar terjadi kolaborasi antara desainer dengan perajin tenun di seluruh Indonesia. Dengan begitu, desainer bisa menyelami keunikan motif tenun dan pengrajin tenun   bisa memahami kebutuhan desainer.

        Departemen Perindustrian juga memberikan penghargaan kepada semua pengrajin tenun yang kreatif dan inovatif, baik itu berupa kreasi tenun lembaran, kreasi busana tenun, dan beberapa kreasi lainnya seperti household tenun, interior tenun, cinderamata tenun, dan juga aksesoris tenun. Dalam kesempatan pemberian penghargaan kepada perajin tenun tradisional dalam rangkaian Gelar Tenun Tradisional Indonesia (GTTI) di Jakarta, Menteri Perindustrian, Fahmi Idris, menjelaskan bahwa Departemen Perindustrian siap memberikan dukungan pengembangan bagi tenun tradisional, sehingga bisa berkembang di tingkat nasional dan bahkan internasioanl.




        Pada tahun 2007 ini, Departemen Perindustrian mendapatkan anggaran sebesar Rp 1,7 triliun yang akan digunakan untuk Direktorat Jenderal (Ditjen) Industri Kecil dan Menengah (IKM), serta Ditjen Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka (ILMTA). Karena itu, program untuk menasionalkan dan menginternasionalkan pemakaian tenun tradisonal bisa mendapatkan tambahan anggaran tadi. Selanjutnya, guna membantu para perajin, Departemen Perindustrian memberikan fasilitasi pendampingan, pelatihan, perbaikan sistem produksi, teknologi, modal, dan pemasaran. Dalam pendampingan, segi yang harus diperhatikan ada dua sisi masing-masing dari sisi desainer agar bisa memperoleh motif sesuai keinginnanya, dan para perajin bisa memperoleh order sesuai kemampuan

sumber:  http://ikm.kemenperin.go.id/PUBLIKASI/bKumpulanArtikelb/tabid/67/articleType/ArticleView/articleId/18/language/id-ID/Default.aspx